Prinsip 1
Jadilah sungguh-sungguh berminat terhadap orang lain.
Prinsip 2
Tersenyumlah
Prinsip 3
Ingatlah nama seseorang adalah hal paling mengesankan dan paling penting bagi orang itu dalam bahasa apapun.
Prinsip 4
Jadilah pendengar yang baik. dorong orang lain untuk berbicara tentang diri anda.
Prinsip 5
Bicarakan minat-minat orang lain.
Prinsip 6
Buat orang lain merasa penting - dan lakukan itu dengan tulus.
Sebuah prinsip-prinsip yang terlihat sederhana dari ringkasan pengalaman hidup beliau yang mungkin juga kita semua pernah mengalami hal tersebut. Adapun pengalaman hidup beliau tersebut akan saya tuliskan pada kesempatan ini, dan semoga bisa diambil hikmah yang tersirat dari setiap untaian katanya.
Saya sedang menunggu dalam antrean untuk mengeposkan surat tercatat di kantor pos di Thirty-third Street dan Eight Avenue, di New York. Saya memperhatikan petugasnya yang kelihatan bosan dengan pekerjaannya - menimbang amplop, menyerahkan prangko, memberi kembalian uang, memberikan tanda terima - pekerjaan rutin dari tahun ke tahun. Maka saya berkata kepada diri saya sendiri: "saya akan mencoba membuat petugas itu menyukai saya. Sudah jelas, untuk membuatnya menyukai saya, saya harus mengucapkan sesuatu yang membuatnya senang, bukan tentang diri saya melainkan tentang dirinya. Maka, saya tanyakan pada diri saya, 'hal apa yang ada dalam diri orang itu yang bisa saya kagumi secara jujur?' Kadang-kadang menemukan hal ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab, terutama terhadap orang asing; namun dalam pengalaman ini, kebetulan mudah. saya segera saja melihat sesuatu yang saya kagumi.
Maka tatkala dia menimbang amplop saya, saya berkata dengan semangat: "kalau saja saya mempunyai rambut seperti anda."
Dia memandang saya, setengah tercengang, wajahnya bersinar dnegan senyum. "Ah, sudah tidak sebagus dulu," jawabnya merendah. Saya yakinkan padanya bahwa meskipun mungkin sudah kehilangan masa paling cemerlangnya, bagaimanapun masih kelihatan mengagumkan. Dia sangat senang. Kami sebentar melanjutkan dengan perkataan yang menyenangkan, dan hal terakhir yang dia ucapkan pada saya adalah: "Banyak orang yang mengagumi rambut saya".
Saya berani bertaruh, orang itu hari itu bersantap siang dengan perasaan seperti berjalan di udara. saya bertaruh, malam itu dia pulang dan menceritakan kepada istrinya tentang hal itu. Saya bertaruh, dia memandang ke cermin dan berkata: " Rambut saya bagus sekali".
Saya menceritakan kisah ini didepan umum, kemudian seorang lelaki bertanya pada saya setelah itu: "Apa yang Anda ingin peroleh darinya?.
Apa yang ingin saya peroleh darinya!!! Apa yang sedang saya usahakan untuk peroleh darinya!!!
Kalau kita sudah menjadi begitu rendah dengan mementingkan diri sendiri sehingga kita tidak bisa memberikan sedikit kebahagian dan memberikan sedikit penghargaan jujur, tanpa berusaha mendapatkan sesuatu dari orang lain sebagai balasannya - kalau jiwa-jiwa kita ternyata tidak lebih besar daripada apel rusak yang asam, kita akan menemui kegagalan yang memeng sudah sepatutnya kita peroleh.
Oh, ya. Saya memeng menginginkan sesuatu dari orang muda itu. saya ingin sesuatu yang sangat berharga. Dan saya memperolehnya. Saya memperoleh perasaan bahwa saya telah melakukan sesuatu untuknya tanpa dia mampu melakukan sesuatu pun untuk dikembalikan kepada saya. itu terdengar seperti perasaan yang mengalir dan bersenandung dalam memori anda, jauh setelah insiden itu berlalu.
Ada satu hukum penting mengenai tindak-tanduk manusia. kalau kita mematuhi hukum itu, kita hampir tidak akan pernahmendapat kesulitan. sebenarnya, hukum itu, kalau dipatuhi, akan memberi kita kawan yang tak terhitung jumlahnya, dan kebahagian yang konstan. namun begitu kita melanggar hukum itu, kita akan masuk dalam kesulitan yang abadi. Hukum itu adalah Selalu buat orang lain merasa dirinya penting. John Dewey, seperti yang sudah kita ketahui, mengatakan bahwa hasrat menjadi penting merupakan desakan terdalam dari sifat dasar manusia; dan William James berkata: "Prinsip terdalam pada sifat dasar manusia adalah idaman untuk dihargai." seperti yang sudah dijelaskan, desakan ini yang telah membedakan kita dari binatang. desakan inilah yang mengambil tanggung jawab dari beradaban itu sendiri.
Para filsuf selama ini telah berspekulasi tentang peraturan hubungan manusia selama ribuan tahun, dan dari semua spekulasi itu, ada satu ajaran yang penting. Ini bukan ajaran baru. Dia sama tuanya dengan sejarah. Zoroaster mengajarkan hal itu kepada pengikutnya di Persia, dua ribu lima ratus tahun yang lalu. Konfusius memberi ceramah tentang hal ini di Cina, dua puluh empat abad yang lalu - yang mungkin merupakan aturan penting di dunia; "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang berbuat kepadamu, berbuatlah demikian juga kepada mereka".
Anda ingin memperoleh persetujuan dari mereka yang berhubungan dengan anda. anda menginginkan pengakuan atas nilai anda yang sesungguhnya. Anda ingin memdapatkan perasaan bahwa anda penting dalam duania Anda yang kecil. ANda tidak ingin mendengar sanjunganmurah yang tidak tulus, tetapi anda haus akan penghargaa yang tulus. Anda ingin kawan-kawan dan rekan anda menjadi, seperti yang diungkapkan Charles Schwab, "tulus dalam penerimaan dan murah hati dalam memberi penghargaan." kita semua menginginkan itu.
Maka, marilah kita patuhi Aturan Emas di atas, dan berikan kepada orang lain apa yang kita harapkan diberikan kepada kita.
Bagaimana? Kapan? Di mana? Jawabannya: setiap waktu, dimana saja.
Sumber: Carnegie Dale, 1996, Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain (How to Win Friends and Influence People), Binarupa Aksara, Jakarta Barat, Indonesia.